Kamis, 17 April 2014

gagasan memperkecik kejadian kehamilan remaja



MEMPERKECIL KEJADIAN KEHAMILAN REMAJA DENGAN MENGIKUT SERTAKAN REMAJA DALAM KEGIATAN KOMUNITAS

RINGKASAN
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologic, perubahan psikologik, dan perubahan social. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. (Notoatmojo,2007). Adapun permasalahan yang terjadi cukup banyak  Pada tahun 2010, sekitar 37% mengalami hamil di luar nikah. Angka ini meningkat 11% dari tahun 2006. Sebelumnya penyelesaian masalah ini banyak diselesaikan dengan jalan penyuluhan dan hanya pada hal edukatif.
Pembuatan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gagasan baru tentang metode alternatif memperkecil kejadian kehamilan remaja dengan mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas sebagai cara yang paling efektif dan efisien serta baermanfaat.
Rencana mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas ini bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang para remaja untuk hal-hal yang positif sehingga waktu luang remaja dapat dimanfaatkan dengan hal-hal yang bermanfaat sehingga terjauh dari kegiatan yang bersifat merusak bahkan dapat merugikasn para remaja tersebut.
Metode pembahasan karya ilmiah menggunakan kajian pustaka yang sebagian besar berasal dari buku, dan observasi secara langsung pada remaja.

Berdasarkan uraian diatas, Penulis yakin bahwa rencana mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas sangat efektif dalam memperkecil kehamilan pada remaja, dengan membantu memanfaatkan waktu luang remaja untuk hal yang bersifat positif.

Sudah ada penelitian tentang cara menyelesaikan masalah kenakalan remaja dengan penyuluhan, namun hal ini dirasa masih belum berhasil, melalui upaya baru dengan mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas diharapkan bisa memberikan kontribusi yang bermanfaat.
   
  
1.      Latar belakang permasalahan

Masa remaja sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (dalam bahasa inggris: adolescence).  Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan juga istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi (soetjiningsih, 2004).
Remaja beresiko terhadap masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan pelayanan khusus dan tepat, karena mereka tidak dapat lagi digolongkan anak-anak, tetapi juga belum tepat jika dimasukkan kedalam kelompok dewasa (Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010).
Banyaknya dinamika yang dialami oleh remaja,  terdapat suatu pokok permasalahan yang  sering terjadi pada masa remaja diantaranya kenakalan remaja dan yang paling tinggi yaitu kehamilan remaja.
Tingginya angka kehamilan pada remaja di Indonesia saat ini dapat dibuktikan dari data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2006, kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 2,3 %; karena sama-sama mau sebanyak 8,5 % dan tidak terduga sebanyak 39%. Seks bebas sendiri mencapai 18,3 %. Pada tahun 2010, hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2%; karena sama-sama mau sebanyak 12,9% dan tidak terduga sebanyak 45%. Seks bebas sendiri mencapai 22,6%. Di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 2006 sekitar 26% mengalami hamil di luar nikah. Sedangkan pada tahun 2010, sekitar 37% mengalami hamil di luar nikah. Angka ini meningkat 11% dari tahun 2006.
Hal demikian disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor agama dan iman, faktor lingkungan (orang tua; teman, tetangga dan media), pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan, perubahan zaman, perubahan kadar hormon pada remaja meningkatkan libido atau dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual.Semakin cepatnya usia pubertas, adanya trend baru dalam berpacaran dikalangan remaja.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis membuat suatu gagasan yang baru untuk diterapkan dilingkungan komunitas yaitu dengan mengaktifkan kelompok swabantu remaja yang dapat mengurangi angaka Kehamilan remaja termasuk di Indonesia.

2.      Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan gagasan ini adalah:
(1)      Mendeskripsikan program mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas yang dapat memperkecil angka kehamilan remaja
(2)      Mendeskripsikan alasan mengapa mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas dapat memperkecil angka kehamilan remaja
(3)      Mendeskripsikan pengaru mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas terhadap penurunan angka kehamilan remaja

3.       Manfaat
(1)      Bagi Penulis
Wahana untuk berlatih menuliskan ide-ide kreatif sebagai respons intelektual atas  persoalan-persoalan aktual yang dihadapi masyarakat, serta memperkaya wawasan,  pengetahuan, dan pengalaman tentang program mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas yang sangat bermanfaat.
(2)   Bagi Petugas Kesehatan
Gagasan ini dapat digunakan sebagai metode baru dalam memberikan Asuhan pada remaja.
(3)      Bagi  Pembaca
Gagasan ini dapat digunakan sebagai wawasan dan pengetahuan tentang program mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas yang bermanfaat dalam memperkecil kejadian kehamilan remaja.
(4)      Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian tentang program mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas yang bermanfaat dalam memperkecil kejadian kehamilan remaja.

GAGASAN
Kondisi kekinian
Dari hasil penelaahan penulis terhadap berbagai sumber (buku maupun jurnal),
Kehamilan yang terjadi pada remaja sangatlah banyak, akibat dari pergaulan yang bebas serta kurangnya peran serta keluarga termasuk orang tua dalam mengarahkan dan membimbing remaja pada kehidupan sehari-hari. Pola perilaku yang terjadi pada remaja banyak yang masih menyimpang dalam etika moral dan budaya setempat. Dewasa ini remaja sering kali mengabaikan aturan yang pokok dilingkungan sekitarnya, mereka sibuk dengan mencari kesenangan pribadi untuk memenuhi kebutuhannya. Sebelumnya sudah banyak dicoba untuk menangani dan menurunkan kejadian kehamilan remaja, seperti dengan penyuluhan bidan dan konseling yang dilakukan pada remaja, menyebarkan pamflet diberbagai daerah juga bekerjasma antar sektor dan  lintas sektor.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan pada remaja adalah:
1.      Faktor genetic/biologi, kepribadian organic berupa perilaku impulsif, mudah marah dan tak berfikir panjang yang terjadi sesuadah keruakan permanen pada otak.
2.      Faktor pola asuh orang tua yang tidak sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak, misalnya: orang tua yang pemisif, otoriter, dan acu tak acuh.
3.      Faktor psikososial, misalnya: rasa rendah diri, rasa tidak nyaman, dan rasa takut yang dikompensasi dengan berperilaku risiko tinggi. Pembentukan identitas diri yang kurang mantap dan keinginan mencoba batas kemampuannya, menyeabkan remaja berani/ nekat (Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta, 2010).



Solusi yang pernah diterapkan sebelumnya
Penanganan masalah yang terjadi pada kehamilan remaja yang pernah diterapkan dilingkungan komunitas maupun lingkup pendidikan dengan melakukan konseling kesehatan remaja  akan tetapi hasilnya masih belum maksimal karena cara tersebut hanya dengan melakukan pendekatan edukatif dan berfokus pada pola pikir remaja, dalam hal ini akan sulit untuk merubah mindset remaja yang kurang positif untuk mengarah ke hal yang tepat.
Seperti diketahui konseling kesehatan yang dilakukan bidan tidak bisa memberikan perubahan secara total, belum dirasakan suatu action yang mampu menggugah hati dan pola perilaku remaja sesuai norma, namun hal tersebut hanya dijadikan sebagai tambahan ilmu pengetahuan oleh para remaja.

1)   Tinjauan kembali terhadap gagasan yang diajukan
Pencegahan kehamilan remaja dengan cara konseling sebagian sudah diketahui manfaatnya, tetapi saat ini sangat diperlukan suatu tindakan yang pasti sebagai langkah awal dalam menanggapi masalah tersebut. Konseling pada remaja hanya membrikan solusi dengan satu sudut pandang saja tanpa melakukan evaluasi terhadap sikap remaja selanjutnya.
Inti dari permasalahannya adalah mencari solusi lain untuk memperkecil kejadian kehamilan remaja yang sangat tepat dan dapat member pengaruh secara langsung. Penulis berpendapat bahwa mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas dapat memperkecil kejadian kehamilan pada remaja. Program mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas dapat meningkatkan kemampuan setiap anggota dalam mengendalikan perilakunya, melakukan perubahan positif, memberikan dukungan, dan menggunakan mekanisme koping adaptif terhadap masalahnya, membantu dalam pertumbuhan diri dan pencapaian aktualisasi diri (Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta, 2010).

2)   Pihak-pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan
(1)      Orang tua para remaja
Sebagai pihak yang diharapkan dapat mendukung program yang direncanakan dengan memberikan dukungan kepada anak remajanya untuk ikut berperan dalam program tersebut.
(2)      Institusi pendidikan
Sebagai pihak yang berpengaruh besar terhadap program ini dimana di dalam institusi pendidikan terutama SMP/SMA dimana didalamnya merupakan para remaja. Diharapkan institusi dapat membantu dalam pelaksanaan program ini dengan cara menganjurkan siswa/siswinya dalam mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan di kegiatan komunitas pada waktu luang/ di luar jam pembelajaran.
(3)      Tenaga Kesehatan
Pihak ini  yang sangat berperan penting dalam perwujudan gagasan penulis, karena tenaga kesehatanlah yang mengetahui kondisi kesehatan masyarakat untuk melakukan implementasi dalam praktek secara langsung, disamping itu tenaga kesehatan yang memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian gagasan penulis dapat direalisasikan oleh para tenaga kesehatan di seluruh Indonesia sehingga dapat mengurangi kejadian kehamilan pada remaja.
(4)      Remaja atau masyarakat luas
Masyarakat lebih spesifik adalah remaja dalam hal ini adalah sebagai sasaran yang utama dalam menjalankan gagasan yang dibuat oleh penulis guna kelangsungan hidup dalam meningkatkan moral dan perilaku yang positif pada remaja dan masyarkat. Karena masih banyak masyarakat kalangan remaja memiliki pengetahuan yang kurang  tentang arti kesehatan reproduksi remaja.

3)   Langkah-langkah Strategis dalam Pengimplementasian gagasan
(1)      Dimulai dari kita melakukan kerjasama dengan orang tua, institusi pendidikan dan para remaja dalam program yang akan dilakukan dengan tujuan memperkecil angka kehamilan pada remaja.
(2)      Melakukan penambahan ilmu pengetahuan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada para remaja. Ilmu tambahan yang diberikan berkisar seputar kesehatan reproduksi.
(3)      Menempa para remaja supaya dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatnya baik dari institusi pendidikan atau dari petugas kesehatan kepada masyarakat sekitar.

KESIMPULAN
1)   Gagasan yang diajukan
Pencegahan kehamilan remaja dengan cara konseling sebagian sudah diketahui manfaatnya, tetapi saat ini sangat diperlukan suatu tindakan yang pasti sebagai langkah awal dalam menanggapi masalah tersebut. Konseling pada remaja hanya memberikan solusi dengan satu sudut pandang saja tanpa melakukan evaluasi terhadap sikap remaja selanjutnya.
 Oleh sebab itu, penulis mempunyai gagasan terkait dengan adanya masalah tersebut yaitu dengan mengikut sertakan remaja dalam kegiatan komunitas karena dengan adanya kegiatan tersebut, waktu luang yang dimiliki remaja dapat bermanfaat dengan baik dan menambah ilmu pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.

2)   Teknik implementasi yang akan dilakukan
(1)      Melakukan kerjasama dengan orang tua, institusi pendidikan dan para remaja
(2)      Melakukan penambahan ilmu pengetahuan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada para remaja.
(3)      Menempa para remaja supaya dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatnya baik dari institusi pendidikan atau dari petugas kesehatan kepada masyarakat sekitar.
3)   Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh
(1)      Manfaat gagasan
a.    Memberikan informasi kepada masyarakat terutama pare remaja mengenai kesehatan reproduksi..
b.    Memanfaatkan waktu luang remaja dalam kegiatan yang bersifat positif.
c.    Memperkecil terjadinya kehamilan pada remaja.
(2)      Dampak gagasan
Gagasan yang diajukan oleh penulis tidak memberikan dampak negatif, akan tetapi justru memberikan dampak positif bagi masyarakat terutama para remaja dalam pemanfaatan waktu luang dengan sebaik-baiknya.

Kamis, 03 April 2014

Hasil Pelacakan Publikasi Supine position compared to other positions during the second stage of labor



Supine position compared to other positions during the second stage of labor

Review published: 2004.
Abstract
The routine use of the supine position during the second stage of labor can be considered to be an intervention in the natural course of labor. This study aimed to establish whether the continuation of this intervention is justified. Nine randomized controlled trials and one cohort study were included. A meta-analysis indicated a higher rate of instrumental deliveries and episiotomies in the supine position. A lower estimated blood loss and lower rate of postpartum hemorrhage were found in the supine position, however it is not clear whether this is a real or only an observed difference. Heterogenous, non-pooled data showed that women experienced more severe pain in the supine position and had a preference for other birthing positions. Many methodological problems were identified in the studies and the appropriateness of a randomized controlled trial to study this subject is called into question. A cohort study is recommended as a more appropriate methodology, supplemented by a qualitative method to study women's experiences. Objective laboratory measurements are advised to examine the difference in blood loss. In conclusion, the results do not justify the continuation of the routine use of the supine position during the second stage of labor.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0021156/

Posisi terlentang dibandingkan dengan posisi lain selama tahap kedua persalinan
Abstrak
Penggunaan rutin posisi terlentang selama tahap kedua dari tenaga kerja dapat dianggap sebagai intervensi dalam proses alami persalinan . Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah kelanjutan dari intervensi ini dibenarkan . Sembilan percobaan terkontrol acak dan satu penelitian kohort dimasukkan . Sebuah meta - analisis menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari pengiriman instrumental dan episiotomies dalam posisi terlentang . Sebuah kehilangan darah diperkirakan lebih rendah dan tingkat yang lebih rendah dari perdarahan postpartum ditemukan dalam posisi terlentang , namun tidak jelas apakah ini nyata atau hanya sebuah perbedaan yang diamati . Heterogen , data non - dikumpulkan menunjukkan bahwa perempuan mengalami sakit lebih parah dalam posisi terlentang dan memiliki preferensi untuk posisi melahirkan lainnya . Banyak masalah metodologis yang diidentifikasi dalam studi dan kelayakan uji coba terkontrol secara acak untuk mempelajari subjek ini dipertanyakan . Sebuah studi kohort direkomendasikan sebagai metodologi yang lebih tepat , dilengkapi dengan metode kualitatif untuk mempelajari pengalaman perempuan . Tujuan pengukuran laboratorium disarankan untuk memeriksa perbedaan dalam kehilangan darah . Kesimpulannya , hasil tidak membenarkan kelanjutan dari penggunaan rutin posisi terlentang selama tahap kedua persalinan .